Iin Farliani, penulis fiksi pendek, novel, puisi, dan esai. Bergiat di Komunitas Akarpohon. Ia adalah emerging writer Makassar International Writers Festival (MIWF) dan Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) tahun 2022. Karya-karyanya tersebar di berbagai media cetak dan digital.
Buku-buku tunggalnya: kumpulan cerpen "Taman Itu Menghadap ke Laut" (Akarpohon, 2019), kumpulan puisi "Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi" (Basabasi, 2022), kumpulan cerpen "Mei Salon" (Mizan Pustaka, 2024) serta novel "Soraya" (Basabasi, 2024). Kritik sastranya berjudul “Tinjauan Materialisme Kultural dan Wacana Kekuasaan dalam Relasi Pelik Sosok-sosok Rekaan A.A. Navis” meraih Juara III Sayembara Kritik Sastra (Satirisme A.A. Navis) yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta 2024. Novelnya "Soraya" masuk dalam Tiga Besar Buku Sastra Pilihan TEMPO 2024.
Karya-karyanya juga termaktub dalam beberapa buku bunga rampai terpilih seperti Himpunan Puisi Penyair Perempuan Nusa Tenggara Barat "Taman Pitanggang" (2015), Kumpulan Puisi Pilihan Riau Pos "Pelabuhan Merah" (2015), "NUN" Yayasan Haripuisi Indonesia (2015), Puisi Pilihan Suara NTB "Kembang Mata" (2015), Puisi Pilihan Suara NTB "Ironi Bagi Para Perenang" (2016), serta masuk dalam antologi "Situs Kesedihan: Puisi-Puisi Terbaik Basabasi.co 2019." Cerpen-cerpennya terangkum dalam antologi "Melawan Kucing-Kucing" (Suara NTB, 2015), "Mata yang Gelap" (Suara NTB, 2016), dan "Memayu Hayuning Bawana: A Bilingual Anthology of Indonesian Writing" (UWRF, 2022).
