Mario F. Lawi adalah penyair, penerjemah, dan esais. Buku-buku puisinya adalah Memoria (2013), Ekaristi (2014), Lelaki Bukan Malaikat (2015), Mendengarkan Coldplay (2016), Keledai yang Mulia dan Puisi-Puisi Lainnya (2019), serta Homo Narrans (2022). Buku esainya berjudul Rumah Kertas, Toko Buku dan Punica (2021). Buku-buku puisi dwibahasanya adalah Bui Ihi: The Cooling of the Harvest and Other Poems (dwibahasa Indonesia-Inggris, terjemahan Inggris dikerjakan oleh John McGlynn, 2019), dan In Porta Siderum (dwibahasa Latin-Indonesia, 2022). Karya-karya terjemahan yang dikerjakan dari bahasa Latin adalah Puisi-Puisi Pilihan Catullus (2019), Dua Himne Sedulius (2019), Ecloga I karya Vergilius (2019, diterjemahkan bersama Saddam HP), 60 Epigram tentang Puisi dan Penyair karya Martialis (2020), Ramuan bagi Wajah Perempuan karya Ovidius (2020), dan Pervigilium Veneris (2021).
Selain menjadi pengantar buku-buku terjemahan tersebut, esai-esainya soal khazanah sastra berbahasa Latin terbit di Jurnal Sastra Santarang, Pos Kupang, Victory News, dan Majalah Basis serta sejumlah media daring. Karya terjemahannya yang lain adalah Suites: 50 Puisi karya Federico García Lorca (2022). Ekaristi dipilih sebagai Buku Puisi Pilihan Tempo 2014. Ia menerima Academia Award 2014 kategori Literatur dari Forum Academia NTT, dan Penghargaan Taruna Sastra 2015 dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI.