Makassar International Writers Festival
  • HOME
  • ABOUT
    • Festival Team
  • EVENTS
    • 2021 – Anthropause
    • 2022 – Awakening
  • SPEAKERS
    • Speakers 2021
    • Speakers 2022
  • MEDIA
    • Gallery
  • FAQ’s
  • SUPPORT
  • DONATE NOW
Makassar International Writers Festival
  • HOME
  • ABOUT
    • Festival Team
  • EVENTS
    • 2021 – Anthropause
    • 2022 – Awakening
  • SPEAKERS
    • Speakers 2021
    • Speakers 2022
  • MEDIA
    • Gallery
  • Search

Sajak-sajak Pengingat Bencana

Homepage News Sajak-sajak Pengingat Bencana
News

Sajak-sajak Pengingat Bencana

June 27, 2019
By makassarwriters
0 Comment
878 Views

Peluncuran Buku: Almanak Bencana dan Sajak-sajak Renjana

“Segenggam tanah, jadilah! Kau mengenangku sebagai hujan kematian.” Penggalan puisi “Nalentora” karya Neni Muhidin. Salah satu puisi yang termuat dalam buku “Almanak Bencana dan Sajak– Sajak Renjana”— buku kumpulan puisi 20 penyair—,dilauncing di Makassar International Writers Festival (MIWF), Kamis, 27 Juni 2019, di Verandah 1 Fort Rotterdam.

Muhammad Ridwan Alimuddin, moderator yang juga founder Perahu Pustaka membuka dengan membahas beberapa tulisan tentang bencana di Indonesia. Menurut pria asal Sulawesi Barat ini, karya sastra itu beragam tetapi sangat jarang karya sastra puisi tentang bencana. Ridwan langsung melemparkan pertanyaan kepada sang penulis “Kenapa diberi judul Amanak?”

Awalnya, kata Neni, dia tidak memikirkan untuk jadi buku. Setelah bencana di Palu, ia menginisiasi untuk diadakannya malam puisi Palu. Neni menghubungi beberapa kawan penyair. Mereka merespons dengan mengirimkan puisi yang ditulis saat itu juga. “Puisi sangat menyembuhkan dalam keadaan kritis seperti ini,” ujar kurator Festival Sastra Banggai.

Sesekali Neni membacakan puisi-puisi yang ada dalam bukunya secara random. Puisi dibawakan dengan penuh penghayatan. Terlihat dari raut wajah beberapa peserta yang hanyut di dalamnya. Menurut penulis puisi Nalentora, ada ribuan peristiwa bencana dan semua hampir terlewat begitu saja. Tidak ada ingatan di sana. Buku ini tidak jadi penting, tetapi bencana adalah siklus,buku ini akan jadi pengingat. “Yang paling penting saya ingin merawat ingatan, karena lupa adalah bencana,” ungkapnya.

Ilham Wasi, jurnalis yang bertindak sebagai pembedah berpendapat, dengan sudut pandang yang berbeda beberapa penyair merangkai diksi-diksi untuk menggambarkan situasi saat bencana di Palu. Menurut pria kelahiran Bone ini, ketika gempa tidak memiliki kisah maka hal itu sangat mudah dilupakan.

Dengan puisi, Neni mengaku bisa menyampaikan dengan lebih mengasihkan dibanding jika disampaikan secara verbal. (*)

Dwi Magfirah Jasal


Previous Story
Gender dan Kekayaan Bahasa
Next Story
Demokrasi Akan Bermakna Jika Melindungi Hak Kelompok Minoritas

Related Articles

Film Animasi Karya Animator Makassar Akan Premiere di Australia

Animasi The Last Trepangers: A Brother From Across The Sea...

Suarakan Keadaan Sekitar Melalui Sastra dan Musik

Makassar - Padat merayap merupakan kata yang mampu menggambarkan keadaan...

Recent Post

  • Mengakses Duka Perempuan dari Suara-suara Penulis Perempuan Monday, 8, Mar
  • MIWF Memory Project: Japan Through the Eyes of a MONKEY Monday, 14, Dec
  • Film Animasi Karya Animator Makassar Akan Premiere di Australia Saturday, 26, Nov
  • Suarakan Keadaan Sekitar Melalui Sastra dan Musik Wednesday, 20, Jul
  • Proses Penyembuhan Trauma Dibahas di MIWF 2022         Friday, 24, Jun
  • Seperti Buku, Skenario Film Harus Dibahas Tuntas Friday, 24, Jun
  • Kisah Penerjemahan Karya Sastra di Masa Pandemi Friday, 24, Jun

Recent Comments

    Contact Info

    Makassar International Writers Festival is a part of Rumata Art Space Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221
    Contact Us

    makassarwritersfestival@gmail.com

    Copyright ©2020 MIWF 2020. All Rights Reserved
    SearchPostsLogin
    Monday, 8, Mar
    Mengakses Duka Perempuan dari Suara-suara Penulis Perempuan
    Monday, 14, Dec
    MIWF Memory Project: Japan Through the Eyes of a MONKEY
    Saturday, 26, Nov
    Film Animasi Karya Animator Makassar Akan Premiere di Australia
    Wednesday, 20, Jul
    Suarakan Keadaan Sekitar Melalui Sastra dan Musik
    Friday, 24, Jun
    Proses Penyembuhan Trauma Dibahas di MIWF 2022        
    Friday, 24, Jun
    Seperti Buku, Skenario Film Harus Dibahas Tuntas
    Friday, 24, Jun
    Kisah Penerjemahan Karya Sastra di Masa Pandemi
    Thursday, 23, Jun
    MIWF 2022, Diskusi dan Peluncuran Buku Meneropong Manusia Sulawesi

    Welcome back,