Makassar International Writers Festival
  • HOME
  • ABOUT
    • Festival Team
  • EVENTS
    • 2021 – Anthropause
    • 2022 – Awakening
  • SPEAKERS
    • Speakers 2021
    • Speakers 2022
  • MEDIA
    • Gallery
  • FAQ’s
  • SUPPORT
  • DONATE NOW
Makassar International Writers Festival
  • HOME
  • ABOUT
    • Festival Team
  • EVENTS
    • 2021 – Anthropause
    • 2022 – Awakening
  • SPEAKERS
    • Speakers 2021
    • Speakers 2022
  • MEDIA
    • Gallery
  • Search

Demokrasi Akan Bermakna Jika Melindungi Hak Kelompok Minoritas

Homepage News Demokrasi Akan Bermakna Jika Melindungi Hak Kelompok Minoritas
News

Demokrasi Akan Bermakna Jika Melindungi Hak Kelompok Minoritas

June 27, 2019
By makassarwriters
0 Comment
593 Views

“Persoalan Indonesia dengan paham demokrasi saat ini, masyarakat belum mampu menerima keberadaan pelbagai kelompok minoritas.”

Makassar International Writers Festival (MIWF) membincangkan demokrasi, melalui program International Seminar The Taste of Democracy Writers Perspective from Three Countries. Menghadirkan Zen Hae sebagai pembicara di Mini Hall Menara Iqra, Universitas Muhammadiyah Makassar, Kamis, 27 Juni 2019.

Zen yang aktif sebagai penyair, cerpenis, dam penelaah sastra, menyampaikan bahwa demokratisasi sebuah negara bisa terlihat, bila negara mampu menjamin dan melindungi hak-hak kelompok minioritas.

Persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia dengan paham demokrasi saat ini, kata Zen ialah masyarakat belum mampu menerima keberadaan pelbagai kelompok minioritas.

Zen mengatakan, ada banyak kelompok minoritas yang terdiskriminasi, selain kelompok minoritas agama. Kata dia, di Negara ini kaum perempuan, kaum China, dan penganut kepercayaan lain juga kerap dianggap kelompok minioritas. “Bukan hanya dihakimi, dibully, dan ada juga yang mempersekusi,” kata Zen. “Banyak dari kita belum membaca bagaimana kelompok minioritas, namun dengan mudah mendiskriminasi kelompok minioritas.”

Sebagai seorang penulis, Zen sangat menghormati pilihan kreatif. Termasuk jika penulis tersebut menulis tentang politik dan kelompok minoritas: LGBT. “Demokrasi itu hanya bermakna kalau dia menghargai kaum minioritas,” ucapnya.

Peserta seminar didominasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Wahda, mahasiswa angkatan 2015 Jurusan Ilmu Pemerintahan mengatakan, kegiatan yang digelar oleh MIWF ini adalah kegiatan yang sangat menarik untuk diikuti. “Saya baru pertama kali ikut MIWF. Saya tertarik untuk ke Fort Rotterdam, agar bisa menyaksikan langsung kegiatan-kegiatan MIWF.” (*)

Efrat Syafaat Sierra


Previous Story
Sajak-sajak Pengingat Bencana
Next Story
Merawat Bahasa Indonesia Bersama Joko Pinurbo

Related Articles

Film Animasi Karya Animator Makassar Akan Premiere di Australia

Animasi The Last Trepangers: A Brother From Across The Sea...

Suarakan Keadaan Sekitar Melalui Sastra dan Musik

Makassar - Padat merayap merupakan kata yang mampu menggambarkan keadaan...

Recent Post

  • Mengakses Duka Perempuan dari Suara-suara Penulis Perempuan Monday, 8, Mar
  • MIWF Memory Project: Japan Through the Eyes of a MONKEY Monday, 14, Dec
  • Film Animasi Karya Animator Makassar Akan Premiere di Australia Saturday, 26, Nov
  • Suarakan Keadaan Sekitar Melalui Sastra dan Musik Wednesday, 20, Jul
  • Proses Penyembuhan Trauma Dibahas di MIWF 2022         Friday, 24, Jun
  • Seperti Buku, Skenario Film Harus Dibahas Tuntas Friday, 24, Jun
  • Kisah Penerjemahan Karya Sastra di Masa Pandemi Friday, 24, Jun

Recent Comments

    Contact Info

    Makassar International Writers Festival is a part of Rumata Art Space Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221
    Contact Us

    makassarwritersfestival@gmail.com

    Copyright ©2020 MIWF 2020. All Rights Reserved
    SearchPostsLogin
    Monday, 8, Mar
    Mengakses Duka Perempuan dari Suara-suara Penulis Perempuan
    Monday, 14, Dec
    MIWF Memory Project: Japan Through the Eyes of a MONKEY
    Saturday, 26, Nov
    Film Animasi Karya Animator Makassar Akan Premiere di Australia
    Wednesday, 20, Jul
    Suarakan Keadaan Sekitar Melalui Sastra dan Musik
    Friday, 24, Jun
    Proses Penyembuhan Trauma Dibahas di MIWF 2022        
    Friday, 24, Jun
    Seperti Buku, Skenario Film Harus Dibahas Tuntas
    Friday, 24, Jun
    Kisah Penerjemahan Karya Sastra di Masa Pandemi
    Thursday, 23, Jun
    MIWF 2022, Diskusi dan Peluncuran Buku Meneropong Manusia Sulawesi

    Welcome back,