MAKASSAR – Membahas seputar budaya literasi yang diterapkan kepada anak-anak di Indonesia terbilang masih rendah. Salah satu program pada MIWF yang berfokus pada topik tersebut ialah Sastra Anak: The Magical Touch, yang diselenggarakan di area Museum I Lagaligo, Kamis (8/6) pada pukul 15.30
Zulkhair Burhan dari Kedai Buku Jenny, selaku moderator pada program ini memperkenalkan ketiga pembicara yang tentunya memiliki ranah mereka sendiri dalam dunia sastra anak; Reda Gaudiamo, penulis Na Willa dan Rumah dalam Gang, Dr. Ganjar Harimansyah selaku kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan dan Noor H. Dee, selaku penulis Jus Puisi : Kumpulan Puisi Seru untuk Anak.
Diskusi dimulai dengan pemaparan Dr. Ganjar berbagai buku dan bahan literasi yang disosialisasikan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan sebagai bahan pengajaran sekolah. “Belum diteliti mengapa buku sastra anak pada jenjang SD dan PAUD masih jarang digunakan, dan tidak semua sekolah juga tertarik membuat kegiatan yang bergerak di bidang sastra anak.” jelas Dr. Ganjar
Ilustrasi yang digunakan pada buku anak juga berpengaruh terhadap imajinasi dan kemampuan visual anak. Oleh karena itu, penulis sastra anak haruslah selektif dalam memilih ilustrasi dan warna yang lebih ramah dicerna oleh anak-anak.
Zulkhair Burhan juga mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana perkembangan pasar anak di Indonesia kepada pembicara, ditanggapi oleh Noor H. Dee bahwa keberadaan sastra anak dalam negeri masih kurang diminati oleh masyarakat Indonesia sendiri, berbanding terbalik dengan sastra anak di luar negeri yang lebih gencar dalam perihal penulisan.
Reda Gaudiamo juga menambahkan, faktor penyebab sastra anak kurang tampak ialah keberadaan buku cerita anak di toko buku terlihat baik-baik saja. Padahal jika dipilah, anak lebih banyak diarahkan kepada buku penunjang pembelajaran dibandingkan buku cerita anak
“Buku cerita anak harus menjadi sahabat anak, dimana anak-anak dapat menemukan dirinya disana. Buku yang membuat anak menemukan jendela ke dunia yang lebih luas. Bukan sekedar pembelajaran yang sudah mereka dapatkan di sekolah,” ucap Reda Gaudiamo
Program Sastra Anak : The Magical Touch diakhiri dengan statement dari para pembicara. Menurut Noor H. Dee, anak-anak memiliki selera tersendiri dalam bacaan dan tugas penulis ialah memaksimalkan tulisan di berbagai aspek agar dapat menciptakan buku yang “ramah anak”. Reda kembali pula menegaskan bahwa kita sebagai orang dewasa selalu lupa respect kepada anak dan menyepelekan mereka. Anak adalah manusia seutuhnya yang memiliki rasa dan selera. Dr. Ganjar juga memberi pengingat untuk terus mengisi kepustakaan dengan karya sastra anak dan membuat dunia anak mengasyikkan dengan sentuhan keajaiban pada sastra anak.
Penulis: Maylafathma Azizah Wicaksono