MAKASSAR — Makassar International Writers Festival (MIWF) 2025 menjadi ruang bagi para penulis untuk mengenalkan karya terbaru. Salah satunya yakni Boy Candra, yang menggelar diskusi dan peluncurun novel anyarnya yang berjudul “Ikhlas Penuh Luka”. Program tersebut berlangsung di Gedung I Benteng Form Rotterdam, Sabtu (31/5/2025) pagi.
Diskusi yang dipandu oleh Amy Rahmiyanti, mengupas proses kreatif terbitnya novel tersebut. Amy mengawali diskusi dengan menanyakan hal menarik yang dirasakan narasumber ketika sampai di Makassar. Boy Candra yang akrab disapa “Uda” (panggilan untuk kakak laki-laki atau yang lebih tua dari bahasa Padang) mengungkap bahwa dirinya menganggap Kota Makassar seperti rumah kedua.
“Saya tuh ngerasa Makassar itu kayak rumah kedua, lah. Ini bukan karena saya lagi di Makassar, melainkan saya ngerasa sejak nonton Zainuddin (tokoh di film dan novel “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”, red.). Jadi kayak Makassar dan Padang itu bagi saya punya kedekatan emosionak sendiri,” ungkapnya di hadapan para peserta program yang mencapai 30 orang.
Lebih lanjut, diskusi ini menyoroti jalan cerita novel “Ikhlas Penuh Luka”. Selain memuat konflik romansa dan harmonisasi keluarga, Boy pun berusaha memperkenalkan Kota Padang kepada pembaca di dalam novel tersebut. Novel ini bukan pertama yang mengangkat latar tempat Kota Padang, tapi Boy menyebut novel ini beda dibanding pendahulunya yang menggunakan latar Kota Padang masa lampau.
“Sayangnya Padang itu jarang dibicarakan di karya-karya tulisan atau karya-karya sastra. Pada hari ini yang dibicarakan itu nyaris selalu Sumater Barat masa lampau, ya.” lanjut Boy.
Menurutnya belum banyak karya sastra yang mengambil latar Kota Padang atau Sumatra Barat sekarang. Maka dari itu, ia berusaha meromantisasikan Kota Padang sebagai bentuk kecintaannya.

Diskusi ini diakhiri dengan sesi tanya jawab kemudian dilanjut berfoto bersama serta penandatanganan karya-karya Boy Candra dari peserta yang hadir.
Penulis: Hervin Al Jumari

