Peluncuran Novel “Perkara Keramat” : Antara Ingatan dan Sejarah Pascatsunami Aceh

MAKASSAR – Makassar International Writers Festival (MIWF) 2024 menggelar peluncuran dan diskusi novel Perkara Keramat, novel perdana Raisa Kamila, seorang penulis fiksi dan peneliti sejarah. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Museum I Lagaligo, kompleks Benteng Fort Rotterdam, Makassar, Kamis (23/5/2024) sore.

Diskusi yang dipandu oleh Gusti Adnyana, mengupas seluk-beluk Perkara Keramat dan kaitannya di balik realitas aspek masyarakat yang beragam : hadirnya perseteruan sepele hingga melihat bagaimana sebuah masyarakat yang mudah silau oleh simbol agama.

“Kalau kita lihat cover (bukunya) seru banget ya, tapi kita mulai dari penulisnya dulu, Raisa lahir dan besar di Banda Aceh. Mungkin cerita sedikit bagaimana akhirnya bisa menulis (fiksi) tentang Sejarah?” tanya Gusti sebagai pemantik jalannya diskusi.

Menguliti latar belakang novel Perkara Keramat membuka sesi dalam menyelami setiap isi yang terkandung dalam novel tersebut, Raisa menyampaikan novelnya ditulis berangkat dari menelusuri ingatan kuat di masa lalu.

“Aku ingat banget pas habis tsunami banyak orang (peneliti) masuk ke Aceh, kan tadinya terisolir nih dan banyak bantuan datang, tiba-tiba jadi sangat terbuka dengan orang-orang yang datang,” jelas Raisa.

Ia menyadari banyak kelompok yang memanfaatkan situasi, merebut ruang pada masa-masa terpuruk. Datang membangun karier dan menjemput kesuksesan di balik hidup masyarakat lokal yang tidak menentu pasca tsunami.

Buku novel ini hadir sebagai memori atas kondisi sosial yang terus mengalami perububahan di Banda Aceh, dengan menuliskan novel ini menurutnya, ada nostalgia atas apa yang sudah hancur dan hilang.

Sejarah dan fiksi menjadi pembahasan yang menarik pada diskusi kali ini, keterkaitan yang jarang dijumpai ini mampu memberikan warna dan pandangan baru bagi peserta yang hadir.

“Sejarah itu apa, kita itu terbiasa sama peristiwa besar dan orang-orang besar sehingga menganggap orang-orang biasa tak berguna,” ujar Raisa.

Menurutnya, novel ini tidak seperti novel sejarah lain yang banyak menggambarkan ketokohan dan tidak terlepas dengan kisah-kisah heroik. Raisa lebih memilih menggambarkan kisah orang-orang biasa.

“Aku menganggap bahwa orang-orang biasa itu yang sebenarnya membuat dunia ini tetap berjalan, aku ingin mereka menganggap (bahwa) mereka juga punya peran dan peran itu vital di kehidupan ini,” jelas Raisa.

Novel Perkara Keramat menjadi satu fiksi sejarah yang di hadir atas apa yang tertulis hingga yang terjadi dalam ingatan, benda serta permasalahan-permasalahan yang di anggap tabu.

Penulis : Muhammad  Amin R

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top