Sepuluh Relawan Divisi MIWF Jalani Program Residensi di Ubud Readers & Writers Festival 2024

Pada Minggu 20 Oktober 2024 lalu, para peserta residensi Makassar International Writers Festival (MIWF) yang terdiri dari 10 relawan divisi berada di Bali. Berada di Pulau Dewata selama sepekan lebih, mereka akan terlibat langsung dalam acara Ubud Readers & Writers Festival (URWF) 2024 yang berlangsung dari hari Kamis 24 Oktober 2024 hingga Minggu 28 Oktober 2024. Untuk edisi tahun ini, tema yang diangkat oleh URWF adalah “Satya Darmam Vada Chara: Spread the Truth, Spread Kindness.”

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional (MTN) Bidang Seni Budaya dan Dana Indonesiana dari Kemendikbudristek, ada empat tujuan dari program residensi ini. Fokus utamanya yakni mengembangkan kemampuan dalam mengelola acara sesuai dengan peran dan tanggung jawab dalam tim festival, terkhusus dalam konteks partisipasi di URWF 2024 sebagai peserta residensi.

Melalui keterlibatan dalam persiapan dan pelaksanaan URWF, para peserta residensi juga berkesempatan bertemu dengan penulis, sponsor, serta pengisi acara untuk melihat peluang berkolaborasi di MIWF edisi 2025 yang mengangkat tema “Land and Hand.” Pengalaman ini juga diharap bisa memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana Yayasan Mudra Swari Saraswati mengelola URWF, serta memperkaya perspektif dalam menjalankan MIWF ke depannya.

“Kita punya sejumlah prinsip-prinsip dasar yang menjadi penggerak kita menjalankan setiap program. Kita juga mengusahakan MIWF menjadi bagian dari kesadaran publik untuk memikirkan hubungan kita dengan lingkungan lantaran ada isu yang sangat luas yakni krisis ekologi. Teman-teman koordinator tentu memiliki pengalaman dengan prinsip ini,” ujar Aan Mansyur selaku Director Makassar International Writers Festival.

“Tema besar untuk tema tahun depan itu adalah tentang ruang hidup dan perlawanan terhadap upaya perampasannya. Land itu sendiri artinya bisa sangat fisik yakni lahan dan perampasan ruang hidup, genosida hingga hilangnya bahasa ibu. Dan Hand itu bisa dimaknai sebagai usaha untuk melawan kasus-kasus tersebut,” imbuhnya.

Manfaat dari program residensi ini sendiri yakni dan peningkatan kapasitas untuk dibagikan kepada tim MIWF yang lebih luas. Jaringan literasi baru, penulis, sponsor, mitra, serta komunitas sastra dari URWF diharapkan lebih dikenal oleh publik. Selain itu, kesempatan bertemu dengan pegiat literasi dan budaya, terutama dari wilayah Indonesia bagian timur, akan memberikan perspektif baru yang berharga bagi pengelolaan MIWF di masa depan.

“Teman-teman di sini selain saya harapkan bersenang-senang, juga bisa bertukar pikiran dan gagasan dengan pihak penyelenggara tentang bagaimana menjalankan sebuah event festival literasi yang melibatkan banyak orang. Ini tentu saja penting untuk kita semua,” tukas Aan Mansyur.

Kesepuluh peserta residensi ini akan ikut bahu membahu bersama 180 volunteer URWF 2024 selama empat hari penyelenggaraan. Semuanya tersebar dalam beberapa peran seperti Book Launches, Floaters, Main Program, Logistic, Photographer, School Program and Children & Youth Program dan Media Centre.

MIWF juga mengadakan beberapa program di URWF 2024 dan semuanya berlangsung pada hari Jumat (25/10/2024). Antara lain A Gathering of Indonesia’s Literary Festival Founders and Directors di mana Direktur MIWF Aan Mansyur turut serta menjadi salah satu pembicara. Program tersebut juga menjadi kesempatan untuk mengenang mendiang Lily Yulianti Farid, founder MIWF yang berpulang pada Maret 2023 lalu.

Menyusul Sisters of the Forest yang membahas tentang pendekatan budaya dalam upaya konservasi hutan, serta All Eyes on Papua yang menjadi forum di mana para aktivis Papua membahas kisah-kisah di daerah tersebut dari sumber pertama secara lebih mendalam

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top