Makassar International Writers Festival (MIWF) 2024 berhasil menggandeng dua seniman teater dari Mirat Kolektif, yaitu Luna Kharisma dan Udiarti untuk melaksanakan Workshop Pertunjukan dengan tema Perspektif Perempuan, Riset, dan Penciptaan Bersama. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu (26/05) Pagi di Gedung I, Fort Rotterdam Makassar.
“Workshop ini hadir di tengah-tengah kita agar bisa menggali seni pertunjukan terkhusus dalam perspektif perempuan,” ucap Rachmat Mustamin, selaku moderator sekaligus pihak yang berperan untuk menghadirkan kedua panelis di MIWF 2024.
“Penciptaan bersama adalah kerja-kerja kolektif berdasarkan riset investigasi atas isu-isu tertentu,” tutur Luna Kharisma, membuka sesi workshop dengan penjelasan sederhana tentang penciptaan bersama dalam pertunjukan.
Selanjutnya, Luna berbagi tentang alur penciptaan bersama, yang merupakan pengembangan dari penciptaan pertunjukan, dimulai dari menetapkan pertanyaan, menggali sumber, improvisasi, kodifikasi, komposisi, hingga presentasi.
“Jika diibaratkan, improvisasi adalah proses penyusunan kata per kata menjadi kalimat. Sedangkan, kodifikasi adalah proses menandai kalimat-kalimat yang telah diciptakan. Sehingga, komposisi adalah sebuah langkah untuk merangkai kalimat yang telah ada menjadi satu paragraf utuh,” lanjut Luna.
Udiarti melanjutkan penjelasan mengenai perspektif perempuan dalam proses penciptaan bersama. Dia menjelaskan bagaimana perspektif perempuan membuka pandangan kita terhadap suatu isu-isu sosial yang terpinggirkan dan membuka jalan bagi tempatnya kembali.
“Ketika kita berbicara tentang kerja-kerja perawatan, kita selalu merujuk pada ibu dan ayah. Namun, jika pertunjukan dikemas dalam perspektif perempuan, kita akan melihat orang-orang yang melakukan kerja-kerja perawatan dari tepi,” ucap Udiarti.
“Kita tidak bisa melihat suatu isu sosial dari satu sudut pandang saja. Kita mesti melihat dari berbagai lapisan, termasuk kacamata pinggiran,” lanjutnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi penggambaran kerja-kerja Mirat Kolektif melalui pertunjukan Sebagian Pertemuan pada tahun 2023. Karya yang ditujukan untuk memperlihatkan karya-karya S. Rukiah yang terkenal pada tahun 1950-an, namun dihilangkan setelah tahun 1965.
Kegiatan diakhiri dengan sesi interaktif antara peserta dan panelis dengan mempraktekkan dan mempresentasikan proses penciptaan bersama, mulai dari berbagi tentang makna atau latar belakang dari objek yang telah dibawa masing-masing peserta, dilanjutkan proses penetapan kata kunci hingga pembuatan instalasi temple dari objek-objek tersebut.
Penulis: Nur Fitriani Ramadhani