Diskusi Buku “Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu” : Tak Cukup Dibaca Satu Kali

MAKASSAR – Makassar International Writers Festival (MIWF) 2024 menjadi ajang bagi para pencinta literatur untuk menikmati berbagai diskusi menarik, salah satunya adalah diskusi buku Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu karya Sasti Gotama. Diskusi ini berlangsung di Gedung K-3 Benteng Fort Rotterdam pada Jumat (24/5/2024) sore, dengan Andi Batara Al Isra sebagai moderator.

Andi Batara menyatakan bahwa panel diskusi ini diharapkan menjadi ruang yang aman dan kritis bagi semua pihak yang hadir. Peserta dapat menyimak, bertanya, dan memberikan komentar perihal cerpen-cerpen Sasti serta proses kreatifnya.

Salah satu poin menarik yang dibahas adalah kompleksitas dari kumpulan cerpen (kumcer) ini. Menurut Andi Batara, kumcer milik Sasti Gotama tidak bisa jika hanya dibaca satu kali. “Jadi kita harus baca minimal dua kali. Kenapa? Karena kalau kita baca pertama kali, itu kita hanya dapat alur cerita saja. Ketika kita sudah baca ke dua kali, saya menangkap hal yang berbeda, saya langsung menangkap bahwa oh ini mengandung simbol,” ujar Batara.

Berdasarkan penuturan dari Sasti, hal itu terkait dengan teknik penulisannya, yaitu bagaimana ia meramu tulisan menjadi asyik.

“Biasanya dibuat seperti kue lapis. Dibuat semacam tiga lapisan teks. Dibaca pertama yang dibaca lapisan pertama, dibaca lagi yang dibaca lapisan kedua, dibaca lagi ketemu lapisan ketiga. Jadi setiap dibaca akan menemukan sensasi yang baru,” jelas Sasti.

Kekuatan bahasa yang digunakan Sasti juga menjadi sorotan. “Hal menarik ke dua yang saya tangkap adalah kata-kata yang dipakai itu cukup asyik dan cantik. Ada beberapa kata yang saya tidak tahu artinya apa. Saya harus membuka kamus. Tapi itu kan pada akhirnya memperkaya kosakata kita sebagai pembaca,” tutur Andi Batara.

Dalam sesi tanya jawab, Sasti Gotama menjelaskan sumber inspirasinya, yang banyak berasal dari berita-berita yang ia baca. Contohnya, cerita pertama dalam buku ini terinspirasi dari berita tentang seseorang yang membela diri dari pembegalan.

Diskusi ini ditutup dengan sesi foto bersama dengan para peserta yang hadir serta pemberian tanda tangan kepada para penggemar karya-karya Sasti Gotama.

Penulis : Andi Rosnaeni

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top