Makassar International Writers Festival
  • HOME
  • ABOUT
    • Festival Team
  • EVENTS
    • 2021 – Anthropause
    • 2022 – Awakening
  • SPEAKERS
    • Speakers 2021
    • Speakers 2022
  • MEDIA
    • Gallery
  • FAQ’s
  • SUPPORT
  • DONATE NOW
Makassar International Writers Festival
  • HOME
  • ABOUT
    • Festival Team
  • EVENTS
    • 2021 – Anthropause
    • 2022 – Awakening
  • SPEAKERS
    • Speakers 2021
    • Speakers 2022
  • MEDIA
    • Gallery
  • Search

Dunia Sastra Tak Kenal Minoritas/Mayoritas

Homepage News Dunia Sastra Tak Kenal Minoritas/Mayoritas
News

Dunia Sastra Tak Kenal Minoritas/Mayoritas

June 27, 2019
By makassarwriters
0 Comment
808 Views

“Agamamu apa? Agamaku adalah air yang membersihkan pertanyaanmu.”

Joko Pinurbo mengawali materinya dengan membacakan  sebuah puisi “Durahman”. Jokpin menjadi salah satu pembicara dalam panel diskusi Minority/ Majority Managing the Harmony, salah satu program di Makassar International Writers Festival (MIWF) 2019. Berbicara tentang minoritas/mayoritas, Jokpin memposisikan dirinya menjadi seorang minoritas dalam hal agama (Katolik), tetapi sebagai orang Sukabumi, Jawa Barat, dia memposisikan dirinya sebagai masyarakat mayoritas.

Dengan raut wajah yang senang, Jokpin mengatakan bahwa dia sangat beruntung telah dicobloskan ke dalam dunia sastra, karena tak mengenal mayoritas dan minoritas. Menurutnya,  kedua kata tersebut hilang ketika dalam dunia sastra. Mengutip sebuah kalimat dari bukunya yang juga berkaitan dengan minoritas dan mayoritas,  “Agamamu apa? Agamaku adalah air yang membersihkan pertanyaanmu”, ujarnya.

Puluhan mahasiswa dan dosen memenuhi ruangan diskusi yang berlangsung Kamis, 27 Juni 2019 di LT Fakultas Adab & Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Diskusi yang dipandu Rosman Tami ini juga menghadirkan penyair asal Kupang, Mario F. Lawi; Maria Pankratia; serta penyair asal Inggris William Letford. Beberapa audiens yang hadir terpaksa harus mengikuti jalannya diskusi dengan berdiri, lantaran kapasitas ruangan yang tak terlalu besar sedangkan peserta sangat antusias mengikuti diskusi.

Mario juga memulai pembahasannya dengan sebuah puisi. Berbicara mengenai minoritas dan mayoritas Mario mengatakan mayoritas identik dengan kekuasaan. Namun, Mario menyangga hal tersebut dengan mengambil contoh diskusi panel yang sedang berlangsung dimana pemateri sebagai minoritas dan peserta diskusi menjadi mayoritas. Namun, hal itu tidak mengambarkan mayoritas sebagai hal yang berkuasa, tetapi narasumber yang bisa dibilang sebagai minoritas dalam ruangan tersebut menjadi orang yang memegang kendali dalam ruangan itu.

Dari contoh yang diberikan Mario bisa disimpulkan bahwa minoritas dan mayoritas tidak selalu berbicara tentang angka. Tak mau kalah dari dua penyair sebelumnya, William juga membacakan sebuah puisi, yang membahas mengenai minoritas dan mayoritas.

Koordinator Yayasan Klub Buku Petra Ruteng, Maria bercerita mengenai minoritas yang dialami oleh anak-anak yang ada di Nusa Tenggara Timur dimana mereka mengalami minoritas literasi, yang dulunya setiap tanggal 17 ada kiriman buku dan langsung bisa diterima melalui pos, tetapi setelah adanya aturan yang dibuat pemerintah mengenai pembatasan pengiriman yang hanya maksimal 10 kilogram, dan harus disortir terlebih dahulu dari pihak pemerintah.

Kita mungkin semua perlu sepakat dengan Jokpin yang mengatakan bahwa diskusi tentang minoritas/mayoritas ini tidak bisa diremehkan. (*)

Wahyuni


Previous Story
Yandy Laurens : Kita Membutuhkan Film Keluarga
Next Story
Gender dan Kekayaan Bahasa

Related Articles

Film Animasi Karya Animator Makassar Akan Premiere di Australia

Animasi The Last Trepangers: A Brother From Across The Sea...

Suarakan Keadaan Sekitar Melalui Sastra dan Musik

Makassar - Padat merayap merupakan kata yang mampu menggambarkan keadaan...

Recent Post

  • Mengakses Duka Perempuan dari Suara-suara Penulis Perempuan Monday, 8, Mar
  • MIWF Memory Project: Japan Through the Eyes of a MONKEY Monday, 14, Dec
  • Film Animasi Karya Animator Makassar Akan Premiere di Australia Saturday, 26, Nov
  • Suarakan Keadaan Sekitar Melalui Sastra dan Musik Wednesday, 20, Jul
  • Proses Penyembuhan Trauma Dibahas di MIWF 2022         Friday, 24, Jun
  • Seperti Buku, Skenario Film Harus Dibahas Tuntas Friday, 24, Jun
  • Kisah Penerjemahan Karya Sastra di Masa Pandemi Friday, 24, Jun

Recent Comments

    Contact Info

    Makassar International Writers Festival is a part of Rumata Art Space Jl. Bontonompo No.12A, Gn. Sari, Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221
    Contact Us

    makassarwritersfestival@gmail.com

    Copyright ©2020 MIWF 2020. All Rights Reserved
    SearchPostsLogin
    Monday, 8, Mar
    Mengakses Duka Perempuan dari Suara-suara Penulis Perempuan
    Monday, 14, Dec
    MIWF Memory Project: Japan Through the Eyes of a MONKEY
    Saturday, 26, Nov
    Film Animasi Karya Animator Makassar Akan Premiere di Australia
    Wednesday, 20, Jul
    Suarakan Keadaan Sekitar Melalui Sastra dan Musik
    Friday, 24, Jun
    Proses Penyembuhan Trauma Dibahas di MIWF 2022        
    Friday, 24, Jun
    Seperti Buku, Skenario Film Harus Dibahas Tuntas
    Friday, 24, Jun
    Kisah Penerjemahan Karya Sastra di Masa Pandemi
    Thursday, 23, Jun
    MIWF 2022, Diskusi dan Peluncuran Buku Meneropong Manusia Sulawesi

    Welcome back,