MAKASSAR – Hari kedua Makassar Internation Writers Festival (MIWF) 2023 kembali menyapa, pada sesi ini menghadirkan lebih dekat “faith” dari masing-masing toko buku independen yang diselenggarakan di Aula Chapel, Benteng Fort Rotterdam, Makassar, Jum’at (9/7/23).
“kita dan toko buku kita” menjadi tajuk pada sesi kali ini yang menghadirkan pegiat toko buku diantaranya Ria Lestari B (Detakata), Suriadi Bara (Pustaka Merahitam), Arifin (Dialektika), Ari Zulkifli (Pelangi Ilmu), Feby Ardianti Pasangka (Kampung Buku), Julie Anne (Fixi), Edy Sutanto (Alfaraby) serta Ashari Ramadhan T sebagai Moderator.
“Gempuran teknologi menjadi tantangan baru bagi toko buku tradisional hari ini yang berdampak pada bergesernya pola konsumsi masyarakat dengan hadirnya platform digital seperti e-book dan audiobook, bagaimana siasat toko buku untuk bertahan?,” tanya Ashari sebagai pemantik.
Menanggapi hal tersebut, Feby menyampaikan bahwa toko buku dan buku-bukunya akan selalu mempunyai nilainya sendiri, ia meyakini buku akan survive dengan sendirinya dan akan menemukan pembacanya masing-masing.
“Adaptasi menjadi proses yang bertahap untuk toko buku kecil seperti kami, yang terpenting bagi kami adalah komitmen dalam mendistribusikan literasi melalui toko buku sebab kami percaya akan selalu ada energi positif ketika menghirup aroma buku,” tutur Arifin.
Selain itu Jullie menegaskan toko buku memiliki peran nyata terhadap upaya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya literasi dan menjadi langkah meningkatkan minat baca di masyarakat.
“Toko buku yang orang pandang hanyanyalah sekadar menjual buku saja, padahal sejatinya toko buku juga menyuguhkan pengetahuan dan pengalaman sehingga akan menjadi bekas yang bermakna bagi setiap pengunjungnya,” tegas Jullie.
Agenda ini juga tidak hanya berbagi cerita semata tapi juga melahirkan rekomendasi dari harapan besar pegiat toko buku untuk bisa tetap eksis dan berdiri bersama menghadapi segala perubahan-perubahan.
Edy, Ria, Suriadi, Adi dan panelis lainnya berkomitmen berkolaborasi dalam mendistribusikan literasi, meraka berharap suatu saat akan ada gerakan bersama yang dibangun oleh pegiat toko buku sebagai simpul kekuatan.
Muhammad Amin R