MAKASSAR – Tingkat literasi di Indonesia hingga kini masih tergolong memprihatinkan, bagaimana tidak, minat masyarakat untuk menyentuh hal-hal yang berkaitan dengan literasi, tampaknya masih sangat minim. Hal ini tentu menjadi keresahan tersendiri bagi sebagian masyarakat Indonesia dan tentunya menjadi PR bersama untuk kita semua .
Salah satu komunitas di Makassar yang diberi nama Lontar, mencoba untuk meneliti bagaimana kebiasaan membaca masyarakat khususnya di kota Makassar. Ada banyak hal menarik yang dapat ditemukan didalam penelitian nya, yang diteliti hanya sekitar 8 hari dengan mengambil sampel lebih dari 500 orang responden yang terdiri dari 168 orang laki-laki, 327 orang perempuan, dan 5 orang yang tidak menyebutkan gender.
Adapun rentang usia responden yang terlibat adalah rentang usia 20 hingga 26 tahun yang tampak menduduki posisi pertama sebagai responden terbanyak, disusul rentang usia 27 hingga 31 tahun, lalu disusul lagi rentang usia yang menginjak usia 14 hingga 19 tahun.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa, minat baca atau literasi masyarakat di kota masyarakat, masih dapat dikategorikan sebagai kategori tertolong, karena berdasarkan data yang diperoleh dari responden, masyakarat kota makassar dalam sebulan rata-rata dapat membaca buku dari 1 hingga 2 buku dengan jumlah persentase 61% responden, rata-rata yang membaca 3 hingga 6 buku ada sekitar 20.7% responden, kemudian ada juga yang bisa membaca buku hingga 7 sampai 10 buku dalam sebulan sebanyak 1.8% responden. Namun tak dapat dipungkiri bahwa masih ada masyarakat kota Makassar yang enggan untuk membaca buku, karena terkadang menganggap membaca buku adalah suatu hal yang membosankan, terbukti didalam penelitian tersebut ada sekita 15.3% responden yang dalam 1 bulan, tidak membaca buku apapun.
Menurut penelitian yang di gagas oleh Lontar, dikatakan bahwa salah satu hal yang menjadi faktor utama rendahnya literasi di kota Makassar adalah problematika pergaulan dan lingkaran pertemanan yang tidak mendukung untuk mendorong perilaku membaca masyarakat kota Makassar. Sebagaimana yang diketahui, bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor utama yang paling banyak mempengaruhi perubahan dan perkembangan mental seseorang. Dan hal itu terjadi di kota Makassar, yang seharusnya mendapatkan lingkaran pertemanan yang mendorong minat baca, malah tidak mendapatkan lingkaran pertemanan tersebut. Hingga menyebabkan masih banyak masyarakat yang di kota masyarakat yang memiliki tingkat literasi yang rendah diakibatkan oleh lingkaran pertemanan yang tidak mendukung.
Namun yang masih menggembirakan adalah masyarakat kota Makassar ternyata lebih banyak membaca buku dengan format buku fisik, terbukti ada sekitar 424 responden yang masih membaca buku fisik, dan hanya ada sekitar 178 responden yang lebih memilih membaca buku dalam bentuk e-book.
Sebagai informasi tambahan, bahwa rata-rata genre buku yang diminati oleh masyarakat kota Makassar dalam penelitian tersebut adalah genre buku yang berkaitan dengan Pengembangan diri (Self Improvement) seperti filosofi teras, Aoutomic Habits, Philosopy of Money, dan lain-lain. Dan yang paling sedikit dibaca adalah buku yang berkaitan dengan Sains Populer.
” Teman dan pergaulan yang mendorong perilaku membaca di kota Makassar ” Pungkas Dajju’- Komunitas Lontar
Laporan : Riski