Makassar-Rotterdam, 24 Mei 2024. Bersama Puan Seni, Workshop Lumbung Cerita dimulkai dengan tagline kesetaraan. Sebagai sebuah perkumpulan yang menolak disenterialisasi, Puan Seni hadir sebagai wadah keresahaan yang membahas bagaimana kesewenangan hukum dan kekuasaan hanya bisa dilawan dengan menggalang kesadaran public melalui sastra, kisah, cerita, puisi, atau apapun itu yang bisa diekspresikan.
Mba Ira sebagai salah satu pembicara pada workshop kali ini menyatakan “Kita tidak mencari solusi atau resolusi, kita biarkan saja nanti Masyarakat luas yang mencari solusinya” lalu dilanjut oleh, Mba Fatwa yang mengungkapkan bahwa, “Ada banyak hal yang bisa dirawat, ada banyak hal yang bisa untuk diperbaiki. Bagaimana perempuan mendapat haknya; semakin menelaah apa yang ada, saya semakin lapang”
Berbeda dengan workshop kebanyakan, Puan seni sebagai pembicara pada workshop ini dinilai menciptakan suasana menjadi menjadi begitu menyenangkan. Kekeluargaan, mendengarkan, memeluk, dilihat sebagai bentuk pergerakan Puan Seni dalam melumbungkan cerita. Melumbungkan keresahannya.
Peserta yang hadir pada workshop juga begitu antusias dalam mengikuti rangkaian demi rangkaian kegiatan; memulai dengan perkenalan yang ekspresif, games, sampai mengakhiri dengan indah cerita yang dibiarkan melumbung di batang pohon cerita.
Sebagai penutup, Mba Ita dan Prof Melan mengajak peserta dan seluruh yang terlibat untuk bergabung saling memeluk untuk saling merawat.
Penulis Mutmainnah Ramlan