Suara Keberagaman yang Terpinggirkan : Getirnya Menjadi Difabel di Indonesia

MAKASSAR – Merujuk dengan permasalahan dan stigma yang ada, Mba Indah memantik diskusi Melampaui Label, Merangkul Keberagaman dengan pernyataan bahwa, “Masyarakat gampang sekali mengatakan ini cacat, itu cacat. Label yang sering sekali ditempelkan pada individu-individu itu tidaklah benar.”

Menjadi diskusi yang terasa begitu hangat dan setara, Melampaui Label, Merangkul Keberagaman membahas pelik diskriminasi sebagai akibat pembiaran yang dibiarkan mengakar. Kurangnya kepedulian pemerintah pada difabel juga dinilai menjadi salah satu hal penting yang menjadi PR yang tak kunjung selesai dari waktu-waktu lalu. Padahal seharusnya, ketika pendidikan dibenahi, pengetahuan ditambah, dan difabel diprioritaskan, tentu akan lebih mudah bagi semuanya.

Kak Syarif selaku Ketua Eksekutif Nasional Forum Masyarakat Pemantau untuk Indonesia Inklusif Disabilitas (FORMASI Disabilitas) mengungkap, “Masa kecil saya dihabiskan dengan berkelahi karena diejek di kampung. Saya marah dan bertengkar dengan siapapun yang mengejek saya.”

Menceritakan pengalaman personalnya, Kak Syarif mengakui jika 9 tahun sekolah di luar biasa, lalu masuk ke sekolah umum dirinya tidak menerima bully-an oleh siswa, melainkan dari guru. Sejumlah tantangan yang dihadapi sebagai difabel tidak terhitung banyaknya. Namun untungnya dia tangani dengan berusaha bertemu orang-orang yang tidak difabel. Memiliki pemikiran terbuka, sehingga label dan diskriminasi perlahan terkikis.

Mengikut dengan hal tersebut, Kak Fitrah selaku aktivis tuli dan seniman tuli menyatakan, “Hak semua disabilitas dan masyarakat itu setara. Sebab kita diberika berkat, kita dilahirkan dengan penuh kasih sayang. Saya tau bagaimana ibu kita merawat kita dengan kasih sayang, sama seperti itu.. kita harus melihat diri sendiri.”

Diharapkan sebagai wadah untuk memperkuat empati dan dukungan sehingga hambatan-hambatan dapat teratasi, Kak Fitrah selaku pembicara dan aktivis tuli menutup dengan indah sesi diskusi dengan puisinya yang berjudul ‘Tidak Ada Perbedaan.’

Penulis : Mutmainnah Ramlan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top