Workshop Literasi Visual, Seni Mengartikulasi Foto

Makassar International Writers Festival (MIWF) mengadakan workshop Membaca Foto: Literasi Visual. Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 09.00 Wita di Museum Lagaligo, Benteng Rotterdam, Kamis (23/05/2024).

Workshop Membaca Foto menghadirkan seorang fotografer lepas, Kurniadi Widodo sebagai pemateri. Mas Wid, sapaan akrabnya mengajak para peserta untuk memilih satu foto diantara beberapa foto yang telah di kumpulkan sebelumnya, dengan catatan tidan memilih foto mereka sendiri.  Mereka pun memilih foto yang menurutnya menarik dan memaparkan alasan  memilih foto tersebut.

Salah satu peserta, Ruri mengambil foto seorang petani di tengah sawah yang menurutnya menarik. Ternyata alasan di balik ia memilih foto tersebut karena berkaitan dengan latar belakang dirinya.

“Saya berasal dari keluarga petani dan dari aktivitas di foto ini saya tahu bagaimana bekerja sebagai petani,” ujar Ruri.

Dari seluruh peserta yang telah memaparkan alasan mereka memilih foto tersebut, sebagian besar karena memiliki latar belakang atau pengalaman yang relevan, seperti mengingatkan mereka pada sesuatu yang telah dialami.

“Begitulah cara membaca, ketika kita sudah mampu menangkap informasi dari foto yang kita lihat,” ucap Mas Wid.

Ketika menekuni bidang komunikasi visual, sesungguhnya fotografer sama seperti penulis, harus banyak membaca buku agar mampu membaca foto dan menghasilkan karya yang bagus.

Selain itu, Mas Wid juga menjelaskan bahwa setiap orang bebas mengartikulasi foto, karena membaca foto berdasarkan informasi yang terdapat pada foto.

“Membaca foto bukan menemukan makna yang pasti, itu adalah salah kaprah yang sering terjadi. Foto juga bukan menebak maksud dari pembuatnya karena tidak semua foto kita tahu siapa pembuatnya,” jelasnya.

Kurniadi mengatakan bisa saja ada tafsir yang berbeda dari foto yang sama. Hal ini dapat dipengaruhi oleh wawasan atau latar belakang pembaca. Namun tafsir tersebut bisa lebih bernilai ketika mampu mempertimbangkan secara seksama setiap informasi dari foto tersebut.

Pria kelahiran 1985 itu juga menegaskan ada satu hal dalam dunia fotografi yang cukup sering terjadi, yaitu kerap kali fotografer memiliki maksud yang baik dalam mengambil foto. Akan tetapi foto yang diambil tidak menggambarkan maksud dari fotografer.

“Ada foto yang dibuat tanpa maksud apapun, misalnya tanpa mempertimbangkan faktor estetika. Bisa jadi foto tersebut hanya ingin menyajikan informasi tempat. Terkadang ada saja orang yang berpikir terlalu jauh tentang foto yang mereka lihat,” tutur Mas Wid.

Tak sampai disitu, Mas Wid juga menjelaskan terkait aspek pembacaan foto. Pintu masuk dalam membaca foto dapat melalui aspek visual, teknis, konteks fotografis dan non fotografis. Secara teknis, konsep gelap terang yang terdapat pada foto bisa menjadi sumber informasi apa arti dari foto tersebut.

Sesi terakhir dari materi kali ini ditutup dengan diskusi yang dilakukan oleh peserta dan pemateri dalam menelaah beberapa karya fotografi yang ditampilkan. Baik dari relasi visual, aspek teknis dalam fotografi dan makna yang coba disampaikan oleh fotografer melalui foto yang diambil.

Penulis: Friskila Ningrum Yusuf

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top