Menyusuri Jejak Memori di Lorong Kota Makassar

MAKASSAR – Jalan-jalan yang rutin dilalui seringkali tampak sama setiap harinya, meskipun tanpa disadari, setiap langkah menyimpan kenangan. Makassar International Writer Festival (MIWF) 2024 merangkul esensi dari pengalaman berjalan kaki dalam membentuk dan memelihara kenangan dengan menggelar diskusi bertajuk “Jalan-Jalan yang Menghidupkan Kenangan.”

Dipandu oleh Ibe S. Palogai, kegiatan ini turut menghadirkan Yulianti Tanyadji, M. Nawir, serta Adi Rais, di Fort Rotterdam, Makassar, pada Jumat (24/5/2024).

Principal Architect dari Gappa Lab, Yulianti Tanyadji menyebut perubahan kecil dalam tata kota seringkali luput dari perhatian. Namun, dengan berjalan kaki, ia dapat melihat bagaimana fungsi gedung-gedung berubah seiring waktu.

“Banyak hal yang saya temui saat jalan kaki. Saya menyaksikan perubahan yang terjadi di kota ini, salah satunya bangunan bangunan yang dulunya sempat menjadi saksi konflik rasial 1998.

Kenangan-kenangan itu hadir ketika saya berjalan,” ungkap wanita keturunan Tionghoa itu.

Salah satu pengaktivasi kegiatan pendidikan dan pengorganisasian kelompok masyarakat marjinal perkotaan dan pedesaan, M. Nawir menyoroti perubahan lanskap Kota Makassar yang sangat cepat. Menurutnya, masyarakat kota sudah banyak terprivatisasi, antara ruang dan uang.

Ia menambahkan fakta menarik tentang selatan kota Makassar yang banyak menggunakan nama binatang sebagai nama jalan.

Menurutnya, hal ini berkaitan dengan sejarah masa lalu ketika daerah tersebut menjadi pusat militer. “Makanya banyak yang menggunakan nama binatang buas,” tuturnya.

Lebih lanjut, inisiator gerakan Teman Jalan, Adi Rais turut membagikan pengalamannya tentang bagaimana lorong-lorong kota menjadi tempat perjumpaan organik. Bermula dari Arsip Gang Indonesia (@gang.gang.an), ia menginisiasi Teman Jalan (@temanjalan.mks) di Kota Makassar.

“Jalan kaki itu memperlambat ritme kota yang sangat cepat. Teman Jalan juga menjadi ruang kreatif yang diciptakan melalui perjumpaan dan aktivasi ruang-ruang di Kota Makassar,” pungkasnya.

Penulis : Nur Muthmainah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top