Karyanya yang mendunia, mungkin banyak yang belum mengenal sosok pembuat film asal Makassar yang satu ini : Khozy Rizal namanya, tahun lalu ia berhasil membawa film pendek Indonesia pertama yang memperebutkan Palme d’Or di Festival Film Cannes.
Khozy Rizal merupakan sutradara film dan sineas yang bertempat di Kota Makassar. Setelah menyelesaikan studinya pada tahun 2016 dan kurang lebih 6 tahun tinggal di Bandung, ia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya untuk mendirikan rumah produksi independen, Hore Picture.
Karyanya hadir turut memeriahkan Makassar International Writers Festival (MIWF) 2024 yang diselenggarakan pada 23 – 26 Mei 2024, festival tersebut menghadirkan sesi pemutaran empat karya Khozy Rizal. Selain pemutaran film, sesi tersebut juga membuka ruang diskusi mengenai proses kreatif dalam perjalanan sinematik Khozy Rizal.
Film yang diputar yakni Makassar is a City for Foothball Fans (2021), Ride to Nowhere (2022), Basri & Salma in a Never-ending Comedy (2023), dan Film terbarunya The last Night in Korea yang tayang perdana di Indonesia di MIWF 2024.
Setelah menonton, Khozy Rizal hadir membersamai melalui platform virtual untuk berbagi secara singkat mengenai proses kreatif — perjalanan panjang hingga karya-karyanya menembus kompetisi dunia.
“Salah satunya misal proses produksi film pendek Basri & Salma in a Never-Ending Comedy memakan waktu satu setengah bulan, sedangkan untuk proses syuting memakan waktu empat hari.” Kata Khozy Rizal saat bergabung melalui sambungan virtual, (24/5/24).
Khozy juga menyebut dalam memproduksi seluruh karya-karyanya, hampir semua yang terlibat dalam proses pembuatan tersebut adalah tenaga lokal — tim produksi hingga aktor. “Semuanya, semuanya orang Makassar,” Pungkas Khozy.
Fikri, pegiat sinema menganggap bahwa film Khozy Rizal mendapat tempat khusus di hati pecinta film pendek sebab menggambarkan sudut-sudut kehidupan masyarakat yang beragam.
“Isu yang diangkat selalu menarik sehingga selalu mampu melahirkan sudut pandang yang beragam bagi penonton.” Ungkapnya setelah menonton penayangan Film Khozy Rizal di Gedung O, Benteng Fort Rotterdam.
Perjalanan Produksi Film Khozy Rizal
Enam tahun silam, Annisa (2018) Film pendek pertama Khozy Rizal yang berhasil tayang di Mobile Film Festival, film yang berdurasi satu menit tersebut di produksi menggunakan handphone dan berhasil mendapatakan Grand Prize International dengan tema Stand Up for Human Rights.
Film berikutnya yang disutradarai oleh Khozy Rizal adalah Makassar is a City for Football Fans (2021), film yang dalam dalam bahasa Indoensia “Lika Liku Laki”. Film yang menceritakan kisah seorang yang tidak menyukai sepak bola harus beradaptasi di kota maniak sepak bola. Film ini diputar di Festival Film bergengsi antaranya BFI Flare, Palm Spring International Short Fest dan Sundance.
Kemudian film Ride to Nowhere (2022), film ini berhasil diputar di Bangkok Asean Film Festival 2022 dan Sundance Film Festival 2022. Film yang mengisahkan tentang tantangan hidup seorang perempuan yang terlilit utang sehingga harus mencoba keberuntungan dengan menjadi driver ojek online. Film ini berhasil mendapatkan Awards Nominee Miniking Film Week.
Pada tahun 2023, Khozy Rizal memproduksi film Basri & Salma in a Never-Ending Comedy yang dalam bahasa Indonesia berjudul “Basri dan Salma dalam komedi yang terus berputar”. Film yang berkisahkan tentang perjalanan rumah tangga sepasang suami istri yang menghabiskan hari-harinya mengasuh anak orang lain : antara keraguan diri dan tanya dalam pikiran yang tiada henti.
Film ini tayang perdana di Festival Film Cannes ke-76 dan berhasil menjadi film pendek Indonesia pertama yang berkompetisi di d’Or untuk kategori film pendek. Dan tayang di beberapa festival film seperti Seattle International Film Festival, HCMC International Film Festival, Festival du Film de Fribourg Switzerland, Santa Barbara International Film Festival, dan festival film lainnya.
Setelah kesuksesan film Basri & Salma in a Never-Ending Comedy, Khozy Rizal memproduksi satu film baru di tahun yang sama yakni The Last Night in Korea. Film yang menggambarkan konflik internal seorang imigran ilegal asal Kyrgyzstan yang mengetahui kematian ayahnya di negara asing. Film ini tayang perdana di Makassar International Writers Festival 2024.
Penulis : Muhammad Amin R