Sufi, seorang pemuda dengan kardus di tanggannya. Ia berjalan diiringi nada-nada minor alunan piano dan biola. Ia Menaruh kardus di lantai pualam. Menampilkan ekpresi-ekpesi kehampaan. Ia di perankan oleh Jasni Fizul.
Teater SAPA adalah sebuah teater garapan Main Teather asal negeri Jiran Malaysia yang dilakontan tanpa dialog. Teater ini senyap dan hanya mengandalkan pendalaman karakter ekpresif yang tinggi untuk menayampaikan maksud dan pesan pertunjukannya.
Teater ini merupakan alih wahana dari puisi-puisi karya Mosyuki Borhan dari Rukun Ranah Poetry Book yang membahas tentang hubungan emosional dengan seseorang, yang ada atau yang sudah tiada.
Disutradarasi oleh Naufal Zamri, seseorang yang juga terlibat dalam penggarapan teater inklusif untuk anak-anak downsyndrome. Teater ini sungguh menarik untuk kita bedah. Dalam hal pemanggungan, mereka sangat cair. Tidak terlalu banyak sekat dan pemisah antara panggung dan penonton. Bahkan penonton menjadi bagian dari representasi diakhir adegan.
Aktor lainnya, Erry James, ia merupakan wujud fisik konflik batin bagi Sufi. Wanita yang ketika berjalan diantara Sufi, semua menjadi lebih senyap. Tidak ada lantunan suara Azima Fada, atau Nada-Nada Biola Hirah Sanada. Semua benar-benar membisu. Erry menjadi sosok pembawa pesan dari semesta lainnya untuk Sufi.
Menuju konflik, Aktor Senior Shahrul Mizad, pemeran abah, mengenakan baju serba putih. ia berlakon tanpa interaksi dengan properti apapun. Hanya seolah mengulang adegan demi adengan yang dikerjakan oleh Erry. Abah menjadi seolah Erry, atau Erry yang seolah-olah melakukan yang telah dilakukan Abah. Abah memang ternyata sosok entitas yang berbeda dengan Erry maupun Sufi, anaknya. Ia telah meninggal dan sepertinya meninggalkan pesan untuk Sufi, anaknya melalui wujud Erry.
“Karena watak itu tidak wujud lagi, karane bagi Sufi, watak ayahnye sudah mati, tetapi die percaye pada watak itu karane walaupun watak itu telah mati dihidupnya, kadang-kadang sometimes when we believe somethink and itu happen truly,” ujar Naufal Zamri, Sabtu (25/5/2024).
Bergitulah SAPA teater menceritakan kisah ini. Tentang sebuah hubungan emosional seorang ayah dan anak. Tetapi, segalanya bisa lebih luas. Kapasitas makna dibalik terater ini sudah besar.
Penulis: Kartika Nurlan