MAKASSAR – Musisi lokal Kota Makassar, Grill Dg. Lopo membawakan hip hop berbahasa Makassar di panggung Under the Poetic Stars hari ketiga Makassar International Writers Festival (MIWF) 2024, Sabtu (25/5/2024) malam.
Meski sudah cukup sering malang melintang di panggung-panggung festival musik, tapi baru kali ini Dg. Lopo meramaikan acara festival literasi di mana semua penonton duduk. Terkesan tertib, tapi energi Dg. Lopo tetap melimpah.
Dg. Lopo mengaku memilih jalan hip-hop karena sangat lekat dengan perjuangan. Mengingatkan pada dua grup dedengkot asal Amerika Serikat yakni Run DMC dan N.W.A.
“Dari kecil hingga sekarang, saya memang suka hip-hop. Kenapa? Karena hip-hop itu lebih freedom (bebas, red.) untuk menyampaikan suatu hal, entah hal apapun yang kamu mau sampaikan yang mau kamu perjuangkan, menurut ku lebih terbuka melalui wadah hip-hop,” ujarnya saat diwawancarai selepas tampil.
Dg. Lopo mengungkap, yang ingin dia sampaikan ke khalayak adalah bahasa Makassar yang menurutnya keren tetap cocok saat dipadukan dengan musik hip-hop.
“Tidak ada yang kampungan dengan bahasa Makassar, dan keren menurutku selama kita yang pakai itu bisa delivering (menyampaikan, red.) dengan baik,” kata dia.
Total ada empat lagu yang dibawakan oleh Dg. Lopo malam itu. Beberapa di antaranya yakni Agadang Seppa’ dan Makassar 180 Taputtara. Semuanya mengangkat isu-isu sosial yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari penduduk Kota Daeng.
Turut disaksikan oleh sutradara Riri Riza yang duduk di barisan terdepan, Dg. Lopo begitu luwes melafalkan kata demi kata bahasa Makassar. Bahkan termasuk makian lokal yang disambut meriah ratusan penonton. Mereka bahkan ikut menganggukkan kepala mengikuti beat khas hip-hop dekade 1990-an.
Hip-hop, kata Dg. Lopo, bisa menjadi wadah untuk menyampaikan keresahan apapun.
“Bisa pakai bahasa sendiri, bisa perjuangkan bahasa kamu sendiri. Itu alasan saya menggunakan hip-hop sebagai wadah untuk berkesenian,” tandasnya.
Penulis : Muhammad Aswar