MAKASSAR – Makassar International Writers Festival (MIWF) 2024 berkolaborasi dengan Project Multatuli untuk menggelar pameran fotografi bertajuk “Jendela Perempuan Adat.” Temanya sendiri merupakan sebuah inisiatif jurnalisme yang ingin melayani publik dengan mengangkat suara-suara dipinggirkan, komunitas-komunitas yang diabaikan, dan isu-isu mendasar yang disisihkan.
Mengambil konsep perempuan adat yang terpinggirkan oleh arus hegomoni membuat hal ini perlu suarakan dan diketahui banyak orang melalui sebuah pameran. Banyak hasil jepretan fotografer menghiasi ruang-ruang yang sunyi tetapi seolah bergerak dan ingin menyuarakan keresahannya.
Berangkat dari konsep tersebut, Direktur Kolaborasi Project Multatuli, Yuliastri Perdani akrab disapa Uli mengatakan bahwa perempuan kurang didengarkan terlebih jika mereka tergolong dalam masyarakat adat. Eksistensi para perempuan adat diabaratkan sebuah jendela rumah kosong, tidak pernah dibuka oleh media-media yang hanya melirik para perempuan kota.
“Orang-orang yang paling tidak dengarkan di media, mereka adalah perempuan dan masyarakat adat,” tutur Uli saat diwawancarai pada Jumat (24/0/2024).
Pameran ini tentunya dirancang untuk melawan narasi-narasi yang mengatakan perempuan adat merasa dipinggirkan. Melalui microsite jendela.multatuli.org milik Project Multatuli sendiri, yang berisi kumpulan artikel perihal para perempuan adat.
“Sejauh ini kami sudah ada 24 artikel dan 2 video. Masing-masing menceritakan profil perempuan adat di berbagai daerah Indonesia yang berkontribusi pada lingkungan, kebudayaan, dan isu sosial,” tambahnya.
Perihal perempuan adat banyak sekali yang ingin diperhatikan dan diperlihatkan dalam pameran ini. Tapi, karena keterbatasan ruang dan waktu, pameran Jendela Perempuan Adat hanya dapat menampilkan 8 cerita yang menarasikan foto-foto perempuan adat.
Penulis : Hervin Al Jumari