
Untuk MIWF edisi ke-10 tahun ini, izinkan saya membagi beberapa hasil perenungan saat melihat kembali perjalanan festival kecil ini selama satu dekade terakhir.
Kita semua sadar bahwa pandemi masih jauh dari selesai. Bahkan, saat ini kasus semakin meningkat, utamanya di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Pemberitaan media kembali didominasi oleh jumlah pasien yang bertambah, rumah-rumah sakit yang penuh dan pemerintah yang bersiap memperketat kembali pembatasan. MIWF 2021 diadakan di tengah makin meningkatnya kasus di Indonesia dan semakin seriusnya ancaman dari varian virus baru.
Kiita semua sudah kelelahan dengan berbagai pembatasan dan larangan. Karenanya kita melihat semakin banyak orang yang tidak patuh pada protokol Kesehatan. Tempat-tempat keramaian mulai ramai. Orang-orang butuh berkumpul, orang sudah lama terpenjara. Webinar melalui Zoom tidak dapat menggantikan pertemuan langsung, ketika orang-orang berada di tempat dan waktu yang sama.
Tapi pandemi ini belum selesai, teman-teman…
Bila melihat apa yang terjadi selama 16 bulan terakhir ini…
Edisi ke-10 MIWF ini seharusnya kami adakan tahun lalu, namun dengan berat hati kami batalkan karena gelombang pertama pandemi telah menampakkan wujud yang sungguh mengerikan sejak Maret tahun lalu. Bingung dan khawatir adalah dua hal yang mewarnai hari-hari kita. Angka penularan yang meroket dan berita kematian orang yang dikenal dan yang tak dikenal menjadi bagian baru kehidupan kita. Saya kira, tak ada satu pun dari kita yang tidak mendapatkan berita kematian selama 16 bulan terakhir sebagai hal yang personal, bukan sekadar berita media yang kita baca sambil lalu.
Penghargaan sebagai festival terbaik dari London Book Fair yang kami raih bulan Maret 2021 adalah dampak pertama yang kami rasakan. London Book Fair dibatalkan, berpindah ke platform digital. Ada pun kami, festival kecil ini, mengumumkan pembatalan festival edisi ke-10 dan menggantinya dengan kegiatan virtual bulanan bernama “MIWF Memory Project” – sebuah ajakan untuk melihat kembali hal-hal yang telah kita lakukan di festival-festival sebelumnya dan membuatnya sebagai memori yang diolah ulang dalam bentuk kegiatan virtual. Seperti yang lainnya, kami belajar mengoperasikan Zoom, belajar memahami perubahan yang datang tiba-tiba ini…
Siap tidak siap, kita kini berjalan di sebuah zaman yang eskalasi perubahan dan probabilitas ketidakpastiannya sangat tinggi.
Tapi tahukah teman-teman, kami di Rumata’ – organisasi yang memayungi MIWF — ternyata cukup terlatih mengatasi jarak selama 10 tahun terakhir. Saya di Melbourne, Riri di Tangerang dan tim kerja di Makassar telah cukup lama melatih diri mengartikulasikan ide dan mengorganisir rencana dari jauh. Kemampuan yang belum kami miliki waktu itu adalah bagaimana berpikir dan bekerja di saat semua hal yang dulunya kami anggap sebagai sesuatu yang akan selalu ada, kini tak ada. Kami bingung dan tergagap.
Butuh beberapa saat bagi kami untuk betul-betul bisa menemukan cara-cara baru untuk menjalankan organisasi kebudayaan kami, untuk merumuskan gagasan-gagasan yang perlu kami sampaikan melalui MIWF dan kegiatan lainnya di Rumata’
Penularan virus, perlombaan menciptakan dan mendapatkan vaksin, jaga jarak, protokol kesehatan, pembatasan sosial, isolasi, belajar daring, bekerja dari rumah – inilah sederetan istilah yang mengisi keseharian kita 16 bulan terakhir.
Bagaimana sebuah festival kecil seperti MIWF bertahan dalam hantaman pandemi yang demikian hebatnya? Tak henti saya bertanya pada diri sendiri.
Dan setelah mengolah dan memaknai berbagai interaksi yang terjadi selama persiapan MIWF 2021 ada satu jawaban yang paling mengemuka: KETULUSAN PARA RELAWAN YANG TETAP DATANG MENGULURKAN BANTUAN DI TENGAH PANDEMI.
Mereka yang membawa dampak dalam kehidupan saya secara pribadi: orang-orang yang menyumbangkan keahlian, keterampilan, waktu dan tenaga, cara pandang dan juga humor segar di tengah kepenatan untuk menjaga MIWF.
Mereka yang mengajari saya bahwa selain WORK FROM HOME, kita juga mengadakan WORK FOR OUR HOME, and OUR HOME is a little festival called Makassar International Writers Festival, festival penulis yang telah berevolusi menjadi festival of ideas, tempat bertemunya gagasan-gagasan yang berani, demi kehidupan yang lebih baik, lebih adil, lebih manusiawi.
Selamat datang di MIWF 2021: Anthropause, persembahan para relawan yang bekerja dengan ketulusan dan semangat yang tak tertandingi.
Lily Yulianti Farid