Profesi Penerjemah, Tidak Membuat Kaya, tapi Cukup Menambah Pendapatan

MAKASSAR – Hari ketiga Makassar Internasional Writers Festival (MIWF) 2023 turut mengundang Julie Anne dan Ronny Agustinus sebagai pembicara pada Sesi Terjemahan: Setelah Terjemah, Perlukan Agen Buku Sastra? Kegiatan ini diselenggarakan di Veranda 2, Benteng Rotterdam, Makassar pada Sabtu (10/6/2023).

Julie Anne adalah seorang penulis dan penerjemah, saat ini ia bekerja sebagai direktur kreatif Fixi, sebuah perusahaan di Malaysia yang menerbitkan buku-buku fiksi urban kontemporer dalam bahasa Melayu dan Inggris, serta terjemahan bahasa Melayu dari judul-judul buku berbahasa asing.

Julie Anne saat ditanya oleh moderator, apakah penerjemah dapat di jadikan profesi? Ia menjawab bahwa dirinya pribadi menjadikan profesi penerjemah sebagai freelance.

“Penerjemah mungkin tidak bisa buat kaya, tapi cukup menambah pendapatan,” ucap Julie.

Julie menjadi seorang penerjemah  karena melihat terjemahan sebuah buku, namun ada kekeliruan istilah bahasa Indonesia jika di terjemahkan ke bahasa Malaysia.

“Saya merasa suatu karya jika tidak lancar di baca, maka itu bukanlah karya yang bagus,” tuturnya.

Setelah menjadi penerjemah bahasa Indonesia, Julie banyak belajar perkembangan bahasa Indonesia sampai saat ini. Ia pun telah menerjemahkan lebih dari 30 buku. “Dengan menerjemahkan, saya juga bisa tahu budaya negara tersebut,” ungkap Julie.

Sementara, Ronny Agustinus yang juga merupakan seorang penerjemah bahasa Inggris dan Spanyol. Ia mendirikan penerbit Marjin Kiri pada tahun 2005. Menekuni sastra Amerika Latin.

Saat ditanya terkait pertimbangan apa yang biasanya sering terjadi ketika akan menerbitkan sebuah buku terjemahan. Ronny menjawab bahwa masing-masing dari penerbit harus mempertimbangkan kesukaan dan konteks buku fiksi yang memang layak diterbitkan.

“Pertimbangan dalam penerbitan terjemahan buku fiksi adalah harganya.  Biaya juga memengaruhi penerbitan sebuah buku,” tutur Ronny.

Ia melanjutkan, bahwa bukan hanya sebagai profesi, tapi penerjemah sastra punya reward tersendiri. “Selain materi, kita juga memiliki karya yang di hasilkan, yaitu terjemahan kita sendiri,” ucap Ronny. [Pitriani]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top