Festival penulis Makassar International Writers Festival (MIWF) yang merupakan acara tahunan Rumah Budaya Rumata’ kembali digelar tahun ini dengan mengambil tema Anthropause – sebuah istilah baru yang muncul pada tahun 2020 yang menggambarkan jeda besar-besaran yang terpaksa dilakukan manusia di seluruh dunia akibat pandemi.
Diselenggarakan secara virtual, festival yang meraih penghargaan International Excellence Award, London Book Fair sebagai Festival Sastra Terbaik 2020 ini, menghadirkan pembicara utama penulis dan aktivis Marina Mahathir (Malaysia), penulis Sayaka Murata (Jepang) yang novelnya Convenience Store Woman telah diterjemahkan ke dalam 36 bahasa dan telah mendapatkan berbagai penghargaan, Nicholas Saputra (Indonesia) aktor, produser film dan aktivis lingkungan yang akan membagi ide dan pikirannya tentang keterkaitan antara alam dan manusia di tengah pandemi, serta penulis Indonesia Timur, Emil Amir (Makassar), Erni Aladjai (Banggai) dan Gody Usnaat (Papua) yang menawarkan gagasan baru tentang budaya, gender dan relasi kuasa di daerah mereka masing-masing.
Namun, menurut pendiri dan direktur Makassar International Writers Festival (MIWF), Lily Yulianti Farid, pengisi panggung utama festival tahun ini justru adalah para pekerja migran perempuan Indonesia di negara Asia yang menulis dan menjadi bagian dari ekosistem Sastra Migran dunia; para pengungsi dan pencari suaka yang masih tertahan di Indonesia dan mengisi keseharian mereka dengan menulis, serta penulis dari komunitas Tuli yang mengekspresikan kerisauan mereka melalui tulisan. “Pandemi membuka mata kita, sehingga ketidakadilan dan kesenjangan yang dulunya samar dan sayup terdengar, kini makin jelas wujudnya. Narasi seputar pandemi yang memenuhi kesadaran kita adalah narasi kelas menengah. Cerita-cerita dari kelompok masyarakat kurang mampu atau berkebutuhan khusus atau mereka yang sedang berada dalam kondisi rentan, perlu mendapat tempat yang lebih luas.”
MIWF edisi kesepuluh ini dilaksanakan atas dukungan Asia Center – Japan Foundation, Indonesia; The Body Shop Indonesia dan British Council serta puluhan komunitas, media, penerbit dan toko buku independen yang menjadi mitra. Seluruh kegiatan bersifat gratis, dapat diikuti dengan mendaftarkan diri di www.makassarwriters.com atau cukup dengan menyaksikannya langsung di Youtube Rumata’ Artspace.
Press Release Makassar International Writers Festival 2021
Makassar International Writers Festival (MIWF), the annual event by the Rumata’ Artspace will be held again this year with the theme Anthropause – a new term that emerged in 2020 which describes the massive pause that humans across the world have been forced to take as a result of the pandemic.
Held virtually, the festival that has earned the International Excellence Award, London Book Fair as the Literary Festival of the Year 2020, presenting main writer speaker and activist Marina Mahathir (Malaysia), writer Sayaka Murata (Japan) whose novel Convenience Store Woman has been translated into 36 languages and awarded numerous awards, Nicholas Saputra (Indonesia) actor, film producer and environmental activist who will share his ideas and thoughts revolving the relationship between nature and humans in the midst of pandemic, as well as Eastern Indonesian writers, Emil Amir (Makassar), Erni Aladjai (Banggai) and Gody Usnaat (Papua) who will present new ideas about culture, gender and power relations in their respective regions.
However, according to Lily Yulianti Farid, the founder and director of Makassar International Writers Festival (MIWF), the main performer of this year’s festival are Indonesian female migrant workers in Asian countries who write and are part of the world’s Migrant Literature ecosystem; the refugees who are remain detained in Indonesia and occupying their daily lives writing, as well as writers from the Deaf Community who express their worries through literature. “The pandemic has opened our eyes, injustice and inequality that once vague and faintly heard are now becoming clearer. The narratives surrounding pandemic that fill our conscious minds are middle-class narratives. Stories from underprivileged groups or people with special needs or those who are in vulnerable conditions need a larger space.”
The tenth MIWF is held with the support of Asia Center – Japan Foundation, Indonesia; The Body Shop Indonesia and British Council along with dozens of communities, media, publishers and independent bookstores in partnership with MIWF. All of the programs are free, you can participate by registering at www.makassarwriters.com or simply by watching the live stream on Rumata’ Artspace YouTube.