Visualisasi Sejarah Indonesia–Jepang dalam Pameran “Okasan: Matahari, Laut, dan Propaganda”

MAKASSAR – Makassar International Writers Festival (MIWF) 2024 mempersembahkan pameran seni dengan tema “Okasan: Matahari, Laut, dan Propaganda” di I-1 Benteng Fort Rotterdam, hasil kolaborasi yang unik antara Japan Corner Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Coretan Halaman Belakang (COLAB).

Kolaborasi ini menawarkan jendela baru untuk mengeksplorasi makna tersembunyi di balik sejarah kelam dan jalinan budaya modern yang kini menyatukan kedua negara melalui intrepetasi visual.

Japan Corner merupakan sebuah pusat galeri kebudayaan Jepang bagi sivitas akademika di Unhas. Sedangkan, Coretan Halaman Belakang adalah salah satu komunitas menggambar di Kota Makassar.

Lantas, bagaiaman proses penciptaan karya pameran kali ini? Berikut petikan wawancara khusus yang dilakukan MIWF dengan salah satu seniman COLAB, Rizka Raisa Fatimah Ramli, pada Sabtu (25/5/2024).

1. Bisa diceritakan bagaimana awal kolaborasi Japan Corner Unhas dengan COLAB untuk Pameran MIWF 2024?

Japan Corner memberikan tawaran kolaborasi kepada kami (COLAB) di event MIWF, setelah Japan Corner memaparkan ide idenya, kami merasa tertarik untuk ikut andil. Japan Corner sendiri memberikan support ke kami di pengadaan media-media untuk digunakan berkarya, selebihnya kami mengolah dan bereksperimen dari pra produksi, produksi sampai preview untuk dinikmati oleh teman teman yang berkunjung ke acara MIWF.

2. Apakah ini pertama kalinya hadir di MIWF?

Ya, ini adalah yang pertama kalinya kami berkolaborasi dan hadir di MIWF. Awalnya, kolaborasi ini dimulai dari percakapan kecil kami di mobil, dari riset dan penelitian yang menjadi sebuah karya seni.

3. Riset dan penelitian apa yang dijadikan karya seni dalam pameran ini?

Meta Sensei sebelumnya telah meneliti tentang sejarah hubungan Indonesia dan Jepang, khususnya iklan propaganda selama masa pendudukan Jepang di Indonesia. Penelitian ini kemudian diterjemahkan menjadi interpretasi visual yang menarik, karena setiap orang memiliki pandangan berbeda tentang sejarah Jepang.

4. Isu apa yang coba diangkat dalam pameran di MIWF kali ini?

Kami berusaha mengangkat isu tentang hubungan tidak langsung antara Jepang dan Indonesia. Misalnya, salah satu lukisan seniman dari Colab, Dedy Ozi, yang menggambarkan sejarah kelam kita yang pernah bermusuhan dengan Jepang, tetapi sekarang kita berteman dan bahkan lebih familiar dengan budaya pop Jepang, seperti idol dan anime.

5. Mengapa memilih tema “Okasan : Matahari, Laut, dan Propaganda”?

MIWF tahun ini bertema “m/othering”, dan kami menyadari bahwa tema yang awalnya kami buat agak melenceng. Untuk menyelaraskannya, kami memasukkan kata “Okasan” dalam bahasa Jepang yang berarti ibu.

“Matahari” melambangkan Jepang sebagai negeri matahari terbit, dan Makassar terkenal dengan matahari terbenam, secara tidak langsung kami mengkoneksikan antara Makassar dan Jepang. Sedangkan “Laut” melambangkan cara Jepang pertamakali datang ke Indonesia.

Untuk propaganda sendiri, Jepang, terutama di Indonesia sangat sering menggempar-gemparkan propaganda. Dulu, di Indonesia, Jepang sempat mendatangkan seorang seniman bernama Shinsui Itō untuk dijadikan sebagai prajurit yang justru ditugaskan untuk menggambar lukisan-lukisan propaganda di Indonesia.

6. Bagaimana proses penciptaan karya seni pameran ini?

Ada dua jenis karya kali ini, digital dan tradisional. Untuk proses penciptaannya, para artist (Red. Seniman) akan menggambarkan temanya sendiri atau mengsketsakan idenya terlebih dahulu, lalu dikonsultasikan. Kebanyakan gaya yang digunakan untuk illustrasi disini juga terinfluence dengan gaya khas anime. Sebenarnya tidak ada alasan khusus, sesuai art style mereka masing-masing.

7. Apa tantangan yang dirasakan pertama kali berkolaborasi dengan MIWF?

Tantangan utamanya adalah tema yang coba diangkat Japan Corner untuk pameran kali ini cukup kompleks. Tema ini juga menjadi tantangan bagi teman-teman di COLAB karena tidak semua memiliki latar belakang dan mengetahui sejarah Jepang.

8. Pesan apa yang ingin disampaikan kepada pengunjung pameran?

Kami berharap pameran ini bisa membuat masyarakat tertarik tentang sejarah panjang tentang hubungan Indonesia dan Jepang. Meski kita tidak selalu menyadarinya, sejarah-sejarah seperti itu penting untuk diketahui.

9. Apakah akan ada kolaborasi lebih lanjut antara Japan Corner dan COLAB setelah MIWF 2024 berakhir?

Setelah ini kami akan kembali bekerja sama untuk membuat pameran di Japan Corner Unhas itu sendiri. Harapannya, semoga tahun depan kami bisa berkolaborasi lagi, tidak hanya di MIWF, tapi di banyak kesempatan-kesempatan yang lain juga.

Penulis : Nur Muthmainah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top